Predictive Maintenance vs Preventive Maintenance: Mana yang Lebih Efisien untuk Industri Migas?

rusty pipes closeup of old rusty welding

Dalam industri migas yang sangat padat modal dan berisiko tinggi, menjaga keandalan peralatan merupakan prioritas utama. Kerusakan alat tidak hanya mengakibatkan kerugian finansial, tetapi juga membahayakan keselamatan pekerja dan lingkungan. Oleh karena itu, strategi pemeliharaan yang efektif menjadi penentu utama efisiensi operasional.

Dua pendekatan pemeliharaan yang umum digunakan adalah Preventive Maintenance (PM) dan Predictive Maintenance (PdM). Meskipun keduanya bertujuan mencegah kerusakan, cara kerja dan efisiensinya sangat berbeda.

Apa itu Preventive Maintenance?

Preventive Maintenance adalah strategi pemeliharaan yang dilakukan secara rutin berdasarkan jadwal waktu tertentu — misalnya setiap 3 bulan atau setiap 1.000 jam operasional. Metode ini lebih mudah diimplementasikan karena tidak memerlukan banyak teknologi canggih, cukup dengan checklist manual atau sistem sederhana.

Namun, kelemahannya adalah potensi overmaintenance — peralatan mungkin dirawat meskipun belum memerlukan, yang berarti pemborosan sumber daya.

Apa itu Predictive Maintenance?

Sementara itu, Predictive Maintenance adalah strategi pemeliharaan yang berbasis pada kondisi aktual peralatan. Teknologi seperti sensor IoT, machine learning, dan analisis data digunakan untuk memantau performa alat secara real-time dan memprediksi kapan alat kemungkinan besar akan mengalami kegagalan.

Dengan pendekatan ini, perawatan hanya dilakukan saat benar-benar diperlukan, yang dapat meningkatkan efisiensi biaya dan mengurangi downtime tak terduga.

Perbandingan Kunci

AspekPreventive MaintenancePredictive Maintenance
Jadwal PemeliharaanTetap (rutin)Berdasarkan kondisi
Teknologi DiperlukanRendahTinggi (sensor, IoT, AI)
Biaya OperasionalBisa tinggi (overmaintenance)Efisien dalam jangka panjang
Risiko KerusakanTetap ada di antara jadwalLebih rendah, berkat monitoring

Mana yang Lebih Efisien?

Secara jangka panjang, Predictive Maintenance lebih efisien karena menurunkan frekuensi pemeliharaan yang tidak perlu dan meminimalkan kerusakan mendadak. Namun, penerapannya memerlukan investasi awal yang besar dalam bentuk perangkat sensor dan pelatihan SDM.

Di sisi lain, Preventive Maintenance masih sangat relevan, terutama untuk perusahaan yang belum siap menerapkan digitalisasi secara penuh atau untuk alat yang tidak dilengkapi sistem monitoring digital.

Tidak ada satu pendekatan yang benar untuk semua kasus. Kombinasi keduanya — dikenal sebagai strategi hybrid — seringkali memberikan hasil terbaik. Preventive Maintenance dapat digunakan sebagai dasar, sementara Predictive Maintenance ditambahkan secara bertahap seiring berkembangnya infrastruktur digital perusahaan.

Dengan pendekatan yang tepat, perusahaan migas dapat mencapai efisiensi operasional yang lebih tinggi, meningkatkan keselamatan kerja, dan mengurangi biaya perawatan secara keseluruhan.

Baca juga lainnya: Risk Based Inspection

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *